Konser Jakarta City Philharmonic

Di tengah hiruk pikuk kota Jakarta, rasa-rasanya hiburan yang dapat melepaskan penat hanyalah pusat perbelanjaan dengan segala kemonotonannya. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba atmosfer hiburan baru dengan menonton konser Jakarta City Philharmonic. Anda hanya perlu merogoh kocek Rp50.000,- untuk menikmati suguhan musik berkualitas. Harga ini terbilang sangat terjangkau mengingat harga konser orkestra berkisar Rp250.000-Rp1.500.000

Jakarta City Philharmonic adalah proyek bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Jakarta City Philharmonic mengadakan konser secara rutin di setiap bulannya dengan tema yang berbeda-beda dan tentunya dengan kejutan-kejutan baru yang tak terduga. Konser biasanya diadakan pada hari Rabu di Taman Ismail Marzuki  pukul 19.30. Konser ini bukan sekadar sebagai sarana hiburan, melainkan juga diharapkan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik.


Apresiasi Musik
Saya melihat bahwa apresiasi orang Indonesia terhadap musik masih sangat kurang. Terlihat dari di saat peralihan dari konser yang tidak dipungut biaya menjadi konser berbayar, antusiasme penonton menjadi berkurang dan kursi penonton menjadi lebih sepi. Hal ini menyadarkan saya bahwa hal yang menarik perhatian masyarakat bukanlah pertunjukan itu sendiri melainkan karena 'gratis'. Apresiasi musik menurut saya, dapat dilakukan dengan datang ke tempat konser tepat waktu, mengenakan pakaian yang sopan, merekam pertunjukan seperlunya(bahkan beberapa pertunjukan musik melarang perekaman), dan memberi tepuk tamgan setelah lagu selesai dimainkan.

Misi Jakarta City Philharmonic selanjutnya adalah menarik minat masyarakat untuk berkarya dan berkarier sebagai musisi profesional sebab Indonesia kekurangan pemain musik profesional dan studio  rekaman berstandar internasional sehingga mengharuskan komposer tanah air melakukan rekaman dan menggunakan jasa musisi luar negeri. Salah satu contoh nyatanya Addie MS yang membuat rekaman lagu kebangsaan Indonesia Raya di Melbourne, Australia dengan menggandeng 60 anggota Melbourne Victorian Philharmonic Orchestra.



Pengalaman Menonton Konser
Dari kelima belas edisi konser yang sudah diselenggarak(yang terkahir diselenggarakan pada 18 Agustus 2018), baru 2  edisi yang saya tonton, yakni edisi ke-12(Tirta) edisi ke-15(Ruang & Waktu). Konser dimulai pada pukul 19.30 dan diawali penjelasan lecture mengenai biografi musisi dan informasi mengenai lagu yang akan dimainkan dalam konser, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pertunjukan diselingi oleh waktu istirahat selama 15 menit. Penonton dipersilakan untuk merekam pertunjukan ini tanpa lampu kilat. Durasi konsernya adalah 120 menit.
Tirta

Musisi utama dalam konser ini adalah solois terompet, Michael Awuy dan diaba oleh Budi Utomo Prabowo. Dalam bahasa Sansekerta, tirta berarti air suci. Musikolog JCP Aditya Pradana Setiadi mengartikan air kehidupan sebagai keberlanjutan ekosistem makhluk hidup di lingkungan alamnya. Air dianggap anugerah sekaligus bencana. Air juga menjadi oasis di tengah kekeringan, tapi di sisi lain air bisa banjir besar yang dapat memusnahkan makhluk hidup. 4 karya yang dibawakan adalah Sungai Moldau karya Bedrich Smetan, Konserto untuk Trompet dan Orkestra karya Alexander Arutiunian, Anak Perahu karya Mochtar Embut,dan ditutup dengan karya milik Claude Debussy berjudul Lautan.

Ruang &Waktu


Konsep ruang dan waktu merupakan suatu rangkaian yang dapat menguak bagaimana mekanisme alam semesta bekerja dalam tatanan partikel terkecil hingga maha luas. Karya yang dipersembahkan dalam Ruang dan Waktu adalah Simfoni Kecil untuk Sembilan Instrumen Tiup karya Gounod, Konserto Ganda untuk Dua Orkes Gesek, Piano, dan Timpani karya Martinů, Jam Flora karya Françaix, serta INTUISI: Sekuel untuk Orkestra dan Alat Rekam Elektronik karya komposer muda Indonesia, Misael Tambuwun.
Konser kali ini terasa spesial karena bertepatan dengan acara pembukaan Asian Games, dan juga Indonesia baru saja merayakan hari kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus. Di akhir pertunjukkan, kami diberi kejutan dengan para pemain orkestra dan paduan suara yang menyamar menjadi penonton. Atmosfer konser terasa berbeda karena pengisi pertunjukkan beraksi langsung dari kursi penonton dengan membawa lagu "Bagimu Negri"
Reservasi Tiket:
1. Follow instagram Jakarta City Philharmonic supaya tidak ketinggalan informasi konser
2. Reservasi tiket dilakukan menggunakan email, biasanya dibuka 1 minggu sebelum hari H
3. Masuk ke link yang sudah diberitahukan lewat snapgram atau post
4. Isi data diri seperti nama, tanggal lahir, nama sekolah/kantor
5. 1 akun email dapat digunakan untuk memesan lebih dari 1 tiket

Registrasi Ulang:
1. Email konfirmasi dikirimkan h-3
2. Meja registrasi dibuka mulai pukul 17.00
3. Sebutkan nama pemesan tiket, kemudian bayar donasi Rp50.000,- dan uang sukarela jika mau menambahkan
4.Ambil buku program yang sudah disediakan

Demikian pengalaman saya dalam menonton konser JCP, dan semoga membuat pembaca tertarik untuk menghadiri konser JCP selanjutnya.






Comments

  1. Terimakasih untuk sharing Artikelnya yang bermanfaat.
    Oh ya sekedar informasi aja, bagi yang membutuhkan Sewa Genset Syncronize Bali untuk berbagai macam event bisa hubungi kami Arthur Teknik.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Senar Biola

Elai, Durian Khas Kalimantan

Masker Wajah Alami